Kunci DeWi Pujon Kidul Tetap Mempesona & Eksis

Salah satu view PujKid yang jadi langganan pengunjung untuk berfoto (dokpri)

 

Desa Wisata Pujon Kidul merupakan salah satu destinasi pilihan bagi wisatawan. Keberhasilan desa wisata ini tak hanya menjadi daya tarik bagi para wisatawan, namun juga mampu mengangkat perekonomian masyarakatnya. Tujuan tersebut yang seharusnya menjadi tolok ukur keberhasilan pembangunan sebuah desa wisata. Masyarakat sebagai pengunjung terlayani dengan baik, dan masyarakat sebagai pelaku desa wisata terangkat derajatnya melalui perbaikan ekonominya.

Rintisan Desa Wisata Pujon Kidul hanya sebuah cafe di tengah sawah, yang sebelumnya merupakan lahan atau tanah ganjaran milik desa. Lalu, dengan keseriusan dan komitmen untuk maju bersama, usaha awal itu dikembangkan menjadi destinasi yang menarik, bahkan seiring perjalanannya mampu meraih banyak penghargaan. Baca Selengkapnya …

Paket Untuk Kak Jane

“Pakeeet….”

Mendengar suara itu, Jane spontan berdiri dan berlari ke teras rumahnya. Layar televisi ditinggalkan menyala sendiri. Piyus, kucing kesayangannya juga ikutan meloncat dari pangkuan, saat ‘sang majikan’ meloncat dari sofa tadi. Jane menemui kurir yang berdiri di depan gerbang sambil memegang sebuah kotak tak begitu besar.

“Buat siapa pak?” tanya Jane sambil melihat notifikasi di ponselnya.

“Paket untuk kakak Jane.”

“Owh iya itu buat saya,” Jane membuka pintu gerbang yang hampir setinggi badannya itu.

Pak Kurir menyerahkan kotak paket. Dan meminta ijin memfoto penerima paket yang diantarkannya. “Ijin ambil foto ya kak?”

Jane seperti sudah hafal. Dia hanya mengangguk, lalu sibuk membuka paketnya. Saat pak Kurir telah siap, Jane dengan ekspresi nyengir menunjukkan paket ditangannya.

Ceklik.

“Makasih ya kak!” seru pak Kurir sambil bergegas meninggalkan Jane yang sibuk dengan paketnya. Jane berjalan masuk rumah.

Tampak pak Kurir melihat foto wajah Jane di ponselnya sebelum menjalankan motornya. Dia pun ikut tersenyum setelah melihat foto di ponselnya itu.

@jne$

Baca Selengkapnya …

Pemimpin Muda, Banyak Syaratnya, Tak Cukup Usia Muda

Bung Karno tentu berharap pemuda pilihan (gambar by Arif Abinaufal)

Apabila disodorkan pilihan, lebih memilih pemimpin muda atau tua, tentu saja  cenderung menyukai yang muda dengan beberapa argumen yang logis. Namun, kecenderungan pilihan itu pun bisa terganggu kenyamanannya bila dasar penentuannya bukan atas pertimbangan kemaslahatan. Pembahasan soal ini tentu saja mengarah pada putusan Mahkamah Agung yang mengubah poin dari ‘saat mencalonkan diri’ menjadi ‘saat dilantik’. Urgensi dari  perubahan itu tak hanya mengganggu banyak pihak, mestinya juga menggangu tidur para pembuat keputusan tersebut. Pandangan penulis terhadap kasus ini serupa dengan pendapat Prof. Mahfud MD berikut: “Saya sebenarnya malas mengomentari itu. Kebusukan cara kita berhukum, sudah bikin mual.”

Tapi baiklah, agar kita terhindar dari mual, lebih baik kita menyelam mencari mutiara dari argumen pentingnya memilih pemimpin muda.

Inspirasi Pemimpin Muda Dunia

Pada banyak literasi kita bisa membaca dan mengetahui kiprah para pemimpin muda dunia yang berhasil membawa perubahan bagi bangsa dan negaranya. Dan, bangsa Indonesia termasuk salah satu yang pernah memilikinya, yaitu Soekarno yang berusia 44 tahun kala menjabat sebagai Presiden RI pertama. Selain itu, banyak pemimpin muda dunia lain yang berhasil membawa kemajuan dan patut menjadi inspirasi. Baca Selengkapnya …

‘Kepentingan’ Di Atas Segalanya vs Budi Pekerti

Film Budi Pekerti siap ditonton di layar Netflix

Film Budi Pekerti telah pamit dari layar bioskop nasional dengan penonton lebih dari 500 ribu orang. Film yang memiliki pesan edukasi ini berhasil menghantarkan dua pemerannya meraih piala citra, selain mendapatkan beberapa nominasi dan penghargaan bertaraf nasional dan internasioanl. Dan baru-baru ini film Budi Pekerti pun telah tayang di layar Netflix.

Bagi yang belum sempat menonton atau ingin mengulang adegan-adegan dari para pemain seperti  Sha Ine Febriyanti, Dwi Sasono, Angga Yunanda, Prilly Latuconsina, Omara Esteghlal, dan Ari Lesmana, netflix memberi kesempatan itu.

Sebagai penonton, sebelum menyaksikan sebuah film, biasanya kita memiliki ekspektasi tertentu. Apalagi bila sebuah film itu terlanjur ramai jadi pembicaraan publik. Aku membayangkan sebuah cerita jadul yang dikemas dengan rasa kekinian. Begitulah kira-kira bayanganku tentang film Budi Pekerti ini, terutama berdasar judulnya.

Lalu, saat mulai menonton, saat menikmati jalannya cerita yang ditampilkan, hingga usai menontonnya, sambil menarik nafas aku membatin, film ini digarap sangat cerdik sehingga alurnya terasa enak ditonton dan tidak menggurui. Baca Selengkapnya …

WARISAN CITA-CITA

 

Sore ini mas Klinying dan kawan-kawan sedang kongkow di warung ibunya mba Wati. Mas Klinying yang sedang menyeruput kopi hitam kental itu serius menyimak obrolan mas Basirin.

“Kita ini sebagai anak bangsa harus menerima warisan dari para leluhur bangsa, tidak bisa tidak. Itu telah digariskan. Suka tidak suka, warisan telah ditinggalkan, dan kita harus menerimanya!”

“Memangnya ada ya mas Bas, orang yang tidak suka menerima warisan?” Potong Pion menyela.

Mas Basirin menunjuk ke arah Pion sebelum bicara, “Ya kalau warisannya harta, pastinya semua orang suka menerimanya. Namun, ini warisannya berupa tanggung jawab, jadi ya sangat mungkin ada yang tidak suka!” seru mas Bas dengan nada nyinyir.

“Gitu ya, emangnya apa sih warisannya itu? Bukan warisan hutang yang dilakukan oleh negara / pemerintah kan ya?!” Pion penasaran.

“Nah ini, gawat ini kalau sampai ngaku sebagai generasi penerus tapi tidak tahu warisan yang telah dititipkan oleh para leluhur pendiri bangsa…” mas Bas diam menunggu reaksi Klinying, Pion, Saklun, dan Don yang ikutan kongkow sore ini.

Baca Selengkapnya …