“Pakeeet….”
Mendengar suara itu, Jane spontan berdiri dan berlari ke teras rumahnya. Layar televisi ditinggalkan menyala sendiri. Piyus, kucing kesayangannya juga ikutan meloncat dari pangkuan, saat ‘sang majikan’ meloncat dari sofa tadi. Jane menemui kurir yang berdiri di depan gerbang sambil memegang sebuah kotak tak begitu besar.
“Buat siapa pak?” tanya Jane sambil melihat notifikasi di ponselnya.
“Paket untuk kakak Jane.”
“Owh iya itu buat saya,” Jane membuka pintu gerbang yang hampir setinggi badannya itu.
Pak Kurir menyerahkan kotak paket. Dan meminta ijin memfoto penerima paket yang diantarkannya. “Ijin ambil foto ya kak?”
Jane seperti sudah hafal. Dia hanya mengangguk, lalu sibuk membuka paketnya. Saat pak Kurir telah siap, Jane dengan ekspresi nyengir menunjukkan paket ditangannya.
Ceklik.
“Makasih ya kak!” seru pak Kurir sambil bergegas meninggalkan Jane yang sibuk dengan paketnya. Jane berjalan masuk rumah.
Tampak pak Kurir melihat foto wajah Jane di ponselnya sebelum menjalankan motornya. Dia pun ikut tersenyum setelah melihat foto di ponselnya itu.
@jne$
Tampak motor yang dikendarai pak Kurir melintas di jalanan.
Saat hampir melewati sebuah mushola, terdengar kumandang adzan pada panggilan terakhirnya.
…
Laa ilaaha Illallaah….
Pak Kurir segera membelokkan motornya menuju parkiran mushola itu.
Setelah memarkir motor dan membenahi barang bawaannya, sebelum berjalan ia melihat puncak atap musholla sejenak, seolah ia menitipkan amanah yang diembannya diatas motornya ini pada Yang Maha Mengetahui.
@jne$
Usai menghadap sang Illahi, tampak dua orang sedang mengenakan sepatu sambil ngobrol basa-basi awalnya.
“Masih banyak kirimannya pak?” tanya kang kopi sepeda keliling sambil mengikat tali sepatu.
“Lumayan, tinggal searah cak. Gimana jualan, rame?”
“Alhamdulillah… Rejeki anak soleh ada aja pak. Ngopi dulu napa?”
“Ya boleh deh, biar gak ngantuk!”
Lalu, keduanya berjalan ke arah parkiran dimana motor dan sepeda mereka berada. Dan ternyata mereka parkir bersebelahan.
Cak kopi sepeda keliling langsung beraksi menyiapkan segelas kopi. Tangannya cekatan seperti barista profesional meski untuk kelas kopi sachetan. “Ngomong-ngomong gak takut ilang tadi barangnya ditinggal sholat pak?”
“Ehm…gimana ya bilangnya,” pak kurir berpikir sejenak, “Tadi sih sebelum jalan masuk mushola saya berdoa, berpasrah pada Yang Maha Menjaga, dan Alhamdulillah-nya aman”.
“Syukurlah…” kang kopi menyodorkan segelas kopi hitam pada pak kurir. “Meski kadang khawatir juga sih ya, secara maling sekarang gak ada takutnya pak. Mereka berani banget, kadang gak abis pikir sampai berani beraksi di “Rumah Allah!”
Pak kurir keder, antara mau ngangguk atau menggeleng.
“Jangankan ngelakuin, untuk ngebayangin aja saya gak berani!” tukas pak kurir.
“Iya, bapak orang baik dan tawakal. Dapat ilmu dari mana kok bisa begitu pak?”
“Gini, terus terang saya terinspirasi oleh bos saya”.
“Memangnya siapa bosnya itu? Gimana ceritanya?” tanya kang kopi penasaran.
“Ya si bos itu dulunya mulai merintis bisnis dengan menjadi pelayan hotel, lalu merambah ke beberapa usaha, hingga akhirnya mendirikan PT Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE ini. Hebatnya, si bos menjadikan sedekah sebagai salah satu kunci sukses dalam menjalani bisnisnya. Semangat membantu sesama mendorongnya mendirikan Johari Zein Foundation.” Pak kurir berhenti sejenak untuk menyeruput kopinya.
“Jadi benar ya, bahwa dengan beramal itu harta kita tak berkurang, justru makin bertambah dan jadi berkah!” Kang Kopi melengkapi pembicaraan di parkiran itu.
“Betul, pake banget. Jadi, dengan bekerja di JNE ini saya gak cuma bersyukur karena memperoleh rejeki, bahkan lebih dari itu juga turut bangga. Bangga karena bekerja di perusahaan yang sudah tak terhitung anak yatim piatu yang disantuni, tak sedikit korban PHK yang diselamatkan harapannya, bahkan kami para karyawan juga bisa meningkatkan usaha yang lebih besar. Termasuk ada juga program umroh bagi kami para karyawan JNE.”
“Hebat bener pak JNE itu ya. Saya jadi tertarik ingin bergabung dengan JNE deh,” Kang Kopi itu menggeser posisinya mendekati pak kurir.
“Kalau berjodoh sih mungkin saja cak. Oiya, ada cerita sedikit nih, belum lama ini saya kebetulan mengunjungi sebuah Yayasan di daerah Seskoal, Cipulir, disitu saya sempat ngobrol banyak dengan mas Adam, salah satu karyawan JNE Express Amal Mulia. Nah, ini merupakan salah satu program bantuan JNE pada Yayasan Amal Mulia Indonesia, yang merupakan Pusat Pelayanan Sosial Terpadu. JNE ini menjadi salah satu usaha yang membantu yayasan itu. Ya semacam program percontohan yang nantinya akan dikembangkan di yayasan lain atau semacamnya. Disini, selain memberikan manfaat berupa pendapatan bagi yayasan, juga mempekerjakan alumni dari yayasan Amal Mulia ini. Keren kan cak?”
“Itu sih bukan cuma keren. Tapi itu membuat saya paham kenapa bos JNE itu menjadikan sedekah sebagai salah satu kunci suksesnya.”
“Itu sudah cak. Jadi, dengan membuka satu pintu kebaikan, maka pintu-pintu kebaikan lainnya pun akan turut terbuka juga. Makanya saya sangat bangga mengenakan seragam lengkap dengan logo JNE ini.”
“Pastinya bapak juga jadi berusaha menjaga nama baik perusahaan kan ya pak?”
“Ya pastinya cak. Saya harus sadar akan tanggung jawab sebagai pegawai perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman ini. Saat saya mengantarkan paket, saya merasa membawa amanah yang harus membawa rasa bahagia bagi penerimanya. Mereka sudah pasti menunggu paket itu datang, makanya sekarang kita waktunya udahan ngobrol, biar pelanggan gak terlalu lama nunggu paketnya datang. Betul begitu bukan cak?”
Kang Kopi Sepeda Keliling itu tersenyum hampir tertawa.
“Bisa saja sampeyan ini pak. Ya sudah silahkan segera meluncur. Ehm tapi ada satu syaratnya!”
“Kok pake syarat, apa tuh cak?”
“Beri saya kesempatan berbuat baik, yaitu dengan menggratiskan kopi yang udah bapak minum itu.”
“Wah jadi enak dong saya…,”pak kurir itu lalu tertawa lepas, lanjut menyeruput kopinya sampai habis.
“Pak kalau nanti sampai di alamat yang dituju, saat bapak teriak paket, sekalian sebutin paket itu untuk siapa. Pengalaman saya nih, beberapa kali kurir teriak paket dekat kontrakan yang kebetulan berjejer pintunya, lalu keluar barengan beberapa orang yang berharap paket untuknya, eh ternyata untuk orang lain. Jadi ada yang kecewa. Dan pastinya, penerima paket akan senang kalau bapak nyebutin namanya setelah teriak paket itu ya pak!”
“Asyiaaap… makasih banyak cak masukannya. Memang ya, kalau kita niatin jalani hidup dengan kebaikan, ternyata gak berhenti kebaikan demi kebaikan terus bermunculan.”
Pak Kurir dan Kang Kopi sudah duduk di atas kendaraannya masing-masing. Lalu mereka saling berpamitan.
“Gasss terus semangat jualan kopinya ya cak!” Pak Kurir bicara sambil menarik gas motornya.
“Siap pak, gasss juga semangat menebar kebaikannya ya!”
Lalu mereka keluar dari halaman mushola itu untuk menebar kebaikan dan kemanfaatan di tempat lain. Dan pastinya, mereka akan melayani pelanggannya dengan senyumannya.

Oplus_32
Selamat Ulang Tahun JNE.
Gasss terus semangat kreativitas untuk mengemban amanah pelanggan dengan segala tantangan.